Viral Jembatan dan Sungai Digusur Proyek di Depok, Ini Keterangan Warga Simak :
viral di media sosial menampilkan jembatan di atas sungai digusur di Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Ketua RT 03 RW 07, Diding, mengatakan aliran sungai itu tidak digusur, melainkan akan dibuatkan akses jalan yang dapat dilalui pengendara roda empat.
"Bukan digusur, nanti akan dimusyawarahkan bagaimana baiknya. Digusur itu bahasanya terlalu kasar. Akan diubah dengan jalan biasa jalur mobil seluas 7 meter,"
jembatan yang menghubungkan Curug Bojongsari dengan Gunung Sindur itu akan diratakan untuk dibuatkan akses jalan. Diding menjelaskan, sungai yang diuruk itu bukan sungai yang sebenarnya.
"Iya diratakan gitu nanti jadi jalan raya lah. Itu mah sungai buatan dasar kalinya beda, ada,"kata ketua RT tersebut
ketua RT itu menegaskan aliran 'sungai' itu bukan digusur, melainkan memang milik perusahaan tertentu sebagai pemilik lahan. Diding menyampaikan jembatan itu dibuat lantaran sebelumnya karena tidak ada akses jalan.
"Itu memang tanah milik (perusahaan) yang punyanya tanah itu, dia kan beli. Jadi dasar kali itu beda, ini jembatan ini dibuat karena dulu itu nggak ada akses jalan aja dan ini boleh perjuangan RT, RW sebelum saya gitu dia menaikkan ke tingkat Dewan gitu,"
"Soalnya kita kan ceritanya karena kalau saya sebenarnya kali itu dasarnya emang ada tapi bukan di situ terjadi jembatan itu. Karena nggak ada akses jalan aja antara dua desa Gunung Sindur dan Curug Bojongsari Depok gitu,"lanjut Pak RT
Pak RT berharap pihak pengembang dapat terbuka untuk nasib jembatan itu yang menjadi hak masyarakat sekitar.
"Yang penting kalo masyarakat terbuka aja ada musyawarah dan jembatan itu mau dibawa kemana arahnya dan nanti apa yang udah jadi hak warga sini bagaimana. Harus terbuka aja antara pihak pengembang sama pihak pemerintah setempat dan terbuka sama masyarakat," ujar Pak RT
Di sisi lain, seorang warga bernama Manun (69) mengatakan aliran sungai itu bukan digusur. Manun menjelaskan sungai itu dialihkan.
Manun mengatakan hilangnya aliran sungai itu merupakan hak proyek sebagai pemilik lahan. Tidak ada penolakan dari warga soal aliran sungai yang diuruk itu. Menurutnya, sungai tersebut tetap ada hanya dialihkan saja.
"Ada ya. Kalau nggak ada sungai, lantas bagaimana? Kan emang tanahnya dia terus dipindahin ya pindahin dia. Ya kalo proyek ke warga ada perizinan. Nggak ada yang nolak," ujar Manun.
Pria Kurung Istri dan Lima Anak Dalam Rumah
- Dikurung Tanpa Makanan dan Penerangan
Berita viral : Seorang pria (RD) di Bandar Lampung tega mengurung istri dan lima anaknya didalam rumah bedeng selama tiga hari. Akibat dikurung anak bungsu yang masih bayi sakit panas. Polisi sudah menangkap pria tersebut.
warga membantu satu keluarga yang terkurung di rumah kontrakan. Awalnya, seorang ibu terlihat di dalam rumah dengan pintu masuk ditutup dengan kayu.
Bahkan di video berikutnya tetangga meletakkan kue dan kerupuk di bawah pintu. Kemudian di video berikutnya terlihat warga dan polisi membuka pintu dan mengevakuasi ibu dan bayinya.
Beberapa anak yang dikurung diberi makan oleh warga. Anak-anak duduk di lantai di tanah. Sementara di dalam rumah kontrakan, warga terlihat menggendong anak-anak yang terkurung di rumah karena demam. Warga juga membawa bayi mereka yang berusia 7 bulan ke rumah sakit.
- Polisi Tangkap Pelaku Pengurungan Istri dan Anak
Kapolsek Tanjungkarang Timur, Kompol Doni Aryanto menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Kampung Damai Kecamatan Damai Tanjungkarang Bandar Lampung Lampung.
“Awalnya tetangga RD curiga dengan kontrakan RD. Sebab sudah beberapa hari warga tidak melihat istri dan anak-anak RD keluar rumah,”ujar tetangga korban
Warga lain juga menanyakan kepada anak RD yang masih duduk di bangku SMP tentang keberadaan ibunya (istri RD). Anak tersebut mengaku ibu dan adik-adiknya dikurung di dalam rumah oleh ayahnya.
Setelah mengetahui informasi tersebut, warga membuka pintu kayu yang dirantai. Ditemukan 5 orang anak RD dalam kondisi lemah dan kurang gizi serta istri RD. Salah satu anaknya, seorang bayi 7 bulan, tampak lemas dan panas naik turun.
Ketua RT segera membawa anak bungsu RD ke puskesmas. Diketahui, RD sebenarnya memiliki 8 orang anak. Tiga dari mereka sudah bersekolah dan lima lainnya dirantai ke tempat tidur bersama ibu mereka.
Menurut tetangga, RD tega mengurung istri dan lima anaknya tanpa makanan dan lampu. Bahkan persediaan air minum pun tidak mencukupi. Sang istri tidak tahu RD pergi kemana.
“Saat dikurung tidak ada lampu. tapi ayamnya malah dikasih lampunya,” lanjutnya.
Pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan dengan RD dan saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
Kenapa Orang Indonesia Susah Diajak Jalan Kaki?
Orang Indonesia Susah Diajak Jalan Kaki
Info Viral: Sebuah studi tahun 2017 oleh Universitas Stanford menempatkan Indonesia di urutan teratas daftar negara paling malas berjalan kaki. Menurut penelitian, rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya 3.513 langkah per hari, jauh di bawah catatam global 5.000 langkah per hari.
Sementara itu, Hong Kong menjadi negara dengan pejalan kaki terbanyak, dengan rata-rata 6.880 langkah per hari.
Lalu, apa yang membuat penduduk Indonesia ogah jalan kaki?
1. Infrastruktur tidak mendukung
Kebanyakan dari mereka menyalahkan infrastruktur yang tidak kondusif bagi pejalan kaki. Jika kamu tinggal di kota besar, kamu mungkin pernah menjumpai klakson sepeda motor saat berjalan di trotoar. Padahal, sebagai pejalan kaki, kamu berhak berjalan dengan aman di trotoar, bukan sebaliknya.
Padahal, di jantung ibu kota Jakarta, seperti Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin, terdapat trotoar yang nyaman dan lebar. Sayangnya, bagaimanapun, “kemewahan” hanya ada di jalan utama.
Misalnya bergerak sedikit ke kawasan Tanah Abang atau Bendungan Hilir, meski jaraknya dekat, sebagian besar dari kamu mungkin akan memesan ojek online daripada berjalan kaki menuju tempat tujuan. Pasalnya, trotoar bisa seketika menjadi sempit, rusak, atau bahkan ditempati pedagang kaki lima atau bahkan tidak memiliki trotoar sama sekali.
2. Suhu yang panas
Faktor iklim juga diduga memiliki pengaruh yang cukup besar. Suhu rata-rata di Jakarta adalah 31-33 derajat Celcius. Jika kamu telah berjalan selama 15 menit di bawah terik matahari, kamu mungkin basah oleh keringat.
Namun, sebagian orang beranggapan bahwa faktor suhu hanyalah alasan bagi orang Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa negara lain seperti Indonesia yang juga memiliki iklim tropis tidak malas untuk berjalan kaki.
3. Catcalling
Selain karena infrastruktur dan cuaca yang panas, catcalling juga menjadi penyebab banyak orang Indonesia, terutama perempuan, malas berjalan kaki.
Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual di tempat umum, biasanya di jalan. Misalnya, saat kamu berjalan melewati sekelompok orang, mereka akan mengolok-olok kamu karena bersiul, atau bahkan menumpang dengan niat negatif.
Selain infrastruktur dan suhu yang panas, catcalling juga menjadi penyebab banyak masyarakat Indonesia, terutama wanita, malas jalan kaki.
Pelecehan seksual ini banyak dialami wanita, bahkan ketika mereka sudah memakai masker! Pengalaman di-catcall diungkapkan oleh para pengguna Twitter:
“Jalan kaki itu menyenangkan sampai kami di-catcall sama abang-abang atau bahkan disamperin bapak-bapak motoran dengan modus nanya alamat sampai tiga kali padahal sudah bilang NO.”
“Jalan ramai-ramai sama temen saja masih ada yang kiw-kiw gangguin.”